A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf merupakan
perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau
kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
B. Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun
paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan,
yaitu :
a.
Paragraf
terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
b.
Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
c.
Paragraf
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
d.
Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e.
Paragraf
terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f.
Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.
g.
Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.
C. Syarat-syarat
Paragraf
Syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun
paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.
Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.
Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan
hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu
paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat
yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci,
penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3.
Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat
topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu
hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak
lengkap.
4.
Panjang
Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama,
bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang
menjadi sasaran.
Memperhitungkar,
4 hal :
Penyusunan
kalimat topik,
Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5.
Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut
pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain
dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh
penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola
susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.
antara lain :
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
D.
Jenis-Jenis Paragraf
1.
Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
Berdasarkan
sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu :
a. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
b. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan
dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga
pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul,
sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan
imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.
Jenis
Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
a.
Paragraf
Deduktif (umum)
Paragraf deduktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat
utama pada awal paragraf. Ciri paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang
diletakkan di awa tersebut.
b. Paragraf Induktif (khusus)
Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama
pada akhir paragraf. Ciri paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang
diletakkan pada akhir bagian.
c. Paragraf Deduktif-Induktif (umum khusus)
Paragraf Deduktif –induktif adalah paragraf yang menempatkan
kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh
berulang gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir.
d. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Kondisi demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan
kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting.
3.
Jenis
Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Berdasarkan fungsi di dalam
karangan, paragraf dapat dibedakan
atas tiga macam, yaitu :
a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berisi persoalan
dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan kita tulis. Paragraf pembuka
harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Karena sikapnya
pengenalan masalah, paragraf tersebut bersifat menginformasikan akan apa yang
akan kita tuliskan.
b. Paragraf Isi (Pengembangan)
Paragraf Isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan.
Paragraf ini menggembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain,
paragraf pengembangan mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
c. Paragraf Penutup
Paragraf Penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir
karangan atau pada akhir dari suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan
itu. Biasanya, paragraf penutup berupa kesimpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
E. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan posisi kalimat
topik mengingat kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide
utama paragraf. Selain menyangkut posisi kalimat topik, pengembangan paragraf
sudah pasti berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan,
fungsi itu akan turut mempengaruhi pemilihan metode pengembangan yang akan
dipakai.
F. Metode Metode dalam Paragraf
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada asifat informasi yang akan
disampaikan : persuatif, argumentative, naratif, deskriptif, atau ekspositoris.
Sudah pasti metode yang diterapkan untuk mengembangkan paragraf argumentatif,
misalnya, akan berbeda dengan paragraf naratif.
Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat
di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai
untuk mengembangkan paragraf dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud
:
1.
Metode Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsep istilah tertentu. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di
dalam teks definisi itu.
2.
Metode Proses (terjadinya sesuatu atau langkah
membuat sesuatu)
Sebuah
paragraf dikatakan memakai proses apabila isi paragraf menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu
urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda,
penulis harus menyusunnya secara beruntut (kronologi).
3.
Metode
Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraf. Metode contoh menguraikan hal yang kecil dari hal yang
besar.
4.
Metode Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang
ditimbulkannya, faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya terungkap
jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia pada umumnya.
5.
Metode Umum-Khusus
Motede
umum-khusus tergolong cara yang paling paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.
6.
Metode Klasifikasi
Untuk
mengelompokkan entah benda atau non benda yang memiliki persamaan sifat,
situasi, dan lain-lain, cara yang paling tepat adlah melakukan klasifikasi. Mengelompokkan
beberapa pokok kalimat atau mengklasifikasinya kemudian dianalisis dan
dikemukakan perbedaannya.
G.
Teknik Pengembangan Paragraf
Dalam pengembangan
paragraf ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik tersebut
antara lain:
1. Secara Alamiah
Pengembangan paragraf dengan pola ini didasarkan pada
urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca
dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu
adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan.
2. Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf klimaks dan antiklimaks adalah paragraf yang
berusaha memperjelas paparannya dengan didasarkan pada posisi tertentu suatu
rangkaian merupakan posisi yang tertinggi. Bila posisi yang tertinggi
ditempatkan di bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila penulis menulis
rangkaian dengan posisi paling tinggi (menonjol) dan makin lama makin tidak
menonjol disebut antiklimaks.
3.
Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang
berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan
hal-hal yang dibicarakan.
4.
Contoh-contoh
Dalam mengembangkan paragraf dengna teknik ini, penulis
menggunakan contoh-contoh konkrit sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahaminya.
5.
Definisi
Luas
Dalam pengembangan paragraf dengan teknik ini, penulis
menggunakan kalimat-kalimat pengembang untuk memberikan keterangan atau arti
terhadap sebuah istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang
bersifat definisi.
6.
Teknik
Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf dengan teknik ini,
penulis mengelompokkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan
tertentu.
7.
Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf juga dapat menggunakan pola
sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai
gagasan utama, sedang akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi,
dapat juga dibalik, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan sebab
dijadikan perinciannya.
Paragraf sesuai metode-metode
pengembangan dengan dasar pembentukkan paragraf :
1. Klimaks dan anti klimaks
2. Sudut pandang → menurutku, menurut
saya
3. Perbandingan dan pertentangan →
batuk, pilek
4. Analogi → perbedaan, ibarat, bagai
(metafora) mungkin majas dan peribahasa bisa sebagai fiksi
5. Proses → menjelaskan dari A- Z
6. Sebab-akibat → mengapa ?
7. Umum-khusus → seperti piramida
terbalik (penjelasan kemudian inti)
8. Klasifikasi → pengelompokkan
beberapa pokok kalimat
Isi blog dah lumayan Fiz.. Cuman biar keliatan lebih menarik, bisa ditambah widget lain, atau link lainnya. Lay out kayaknya msh bisa dibagusin lagi. Minimal bikin org saat pertama buka blog dah langsung terkesan. @magicdick
BalasHapusthanks om didi sarannya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBlog sudah cukup menarik. Selebihnya bisa dikembangkan lagi ke depannya :)
BalasHapusthanks putri, terima kasih uda kunjugin blog ku yaa:)
Hapus