Sabtu, 02 Januari 2016

Majas Personifikasi dan Metafora




1.   Pengertian Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah Majas personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi) pada suatu benda mati sehingga seolah-olah memiliki sifat seperti benda hidup. Ciri majas ini adalah terdapatnya pilihan kata yang mengenakan sifat manusia pada benda mati tersebut. Majas personifikasi memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak sehingga sepertinya tampak bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia.

Contoh Majas Personifikasi

Melihat kebersamaanmu dengan dirinya membuat hatiku menjerit.



Penjelasan Contoh Majas Personifikasi :

Pada contoh diatas kalimat tersebut merupakan majas personifikasi karena hati dikatakan menjerit seperti manusia.

2.   Majas Metafora

Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis. Seperti halnya majazi dalam bab kata dan makna (ilmu logika), makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Contoh Majas Metafora

Wanita itu adalah belahan jiwaku yang setiap malam datang di dalam mimpiku

Penjelasan Majas Metafora :

Pada contoh diatas kata belahan jiwa maksudnya sama dengan kekasih hati atau pacar maka contoh diatas merupakan majas metafora.

Jumat, 01 Januari 2016

Paragraf



A.     Pengertian Paragraf
            Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.

B.     Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
a.       Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
c.       Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
d.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e.       Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f.       Paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.
g.      Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik. 

C.    Syarat-syarat Paragraf
Syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
1.            Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.



2.            Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).

3.            Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

4.            Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
         Penyusunan kalimat topik,
         Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
         Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
         Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 

5.            Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.

D.      Jenis-Jenis Paragraf
1.                  Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu :

a.       Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.

Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 

b.      Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.

Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

c.             Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

d.            Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

e.             Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.

Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2.                  Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
            Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
a.         Paragraf Deduktif  (umum)
Paragraf deduktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada awal paragraf.   Ciri paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang diletakkan di awa tersebut.

b.      Paragraf Induktif (khusus)
Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf. Ciri paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir bagian.

c.       Paragraf Deduktif-Induktif (umum khusus)
Paragraf Deduktif –induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulang gagasan utama  pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir.

d.       Paragraf Penuh Kalimat Topik
Kondisi demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting.

3.                  Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
            Berdasarkan fungsi di dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
a.        Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berisi persoalan dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan kita tulis. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Karena sikapnya pengenalan masalah, paragraf tersebut bersifat menginformasikan akan apa yang akan kita tuliskan.
b.      Paragraf Isi (Pengembangan)
Paragraf Isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan. Paragraf ini menggembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembangan mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
c.        Paragraf Penutup
Paragraf Penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir dari suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa kesimpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

E.      Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan posisi kalimat topik mengingat kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain menyangkut posisi kalimat topik, pengembangan paragraf sudah pasti berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan, fungsi itu akan turut mempengaruhi pemilihan metode pengembangan yang akan dipakai.

F.      Metode Metode dalam Paragraf
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada asifat informasi yang akan disampaikan : persuatif, argumentative, naratif, deskriptif, atau ekspositoris. Sudah pasti metode yang diterapkan untuk mengembangkan paragraf argumentatif, misalnya, akan berbeda dengan paragraf naratif.
Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan paragraf dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud : 

1.         Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.

2.             Metode Proses (terjadinya sesuatu atau langkah membuat sesuatu)
Sebuah paragraf dikatakan memakai proses apabila isi paragraf menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara beruntut (kronologi).

3.              Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus  disusun berbentuk paragraf. Metode contoh menguraikan hal yang kecil dari hal yang besar.

4.              Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia pada umumnya.

5.              Metode Umum-Khusus
Motede umum-khusus tergolong cara yang paling paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.

6.              Metode Klasifikasi
Untuk mengelompokkan entah benda atau non benda yang memiliki persamaan sifat, situasi, dan lain-lain, cara yang paling tepat adlah melakukan klasifikasi. Mengelompokkan beberapa pokok kalimat atau mengklasifikasinya kemudian dianalisis dan dikemukakan perbedaannya.

G.    Teknik Pengembangan Paragraf
Dalam pengembangan paragraf ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik tersebut antara lain:
1.    Secara Alamiah
Pengembangan paragraf dengan pola ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2.         Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf klimaks dan antiklimaks adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan didasarkan pada posisi tertentu suatu rangkaian merupakan posisi yang tertinggi. Bila posisi yang tertinggi ditempatkan di bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila penulis menulis rangkaian dengan posisi paling tinggi (menonjol) dan makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
3.          Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan.
4.          Contoh-contoh
Dalam mengembangkan paragraf dengna teknik ini, penulis menggunakan contoh-contoh konkrit sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.
5.          Definisi Luas
Dalam pengembangan paragraf dengan teknik ini, penulis menggunakan kalimat-kalimat pengembang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definisi.
6.          Teknik Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf  dengan teknik ini, penulis mengelompokkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
7.          Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf juga dapat menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedang akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi, dapat juga dibalik, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan sebab dijadikan perinciannya.
Paragraf sesuai metode-metode pengembangan dengan dasar pembentukkan paragraf :
1.      Klimaks dan anti klimaks
2.      Sudut pandang → menurutku, menurut saya
3.      Perbandingan dan pertentangan → batuk, pilek
4.      Analogi → perbedaan, ibarat, bagai (metafora) mungkin majas dan peribahasa bisa sebagai fiksi
5.      Proses → menjelaskan dari A- Z
6.      Sebab-akibat → mengapa ?
7.      Umum-khusus → seperti piramida terbalik (penjelasan kemudian inti)
8.      Klasifikasi → pengelompokkan beberapa pokok kalimat